Dulu aku menganggapmu hanya sebatas pemenuhan kewajibanku untuk berpuasa
.
Dulu seringnya kurasa tak terlalu spesial jika berjumpa denganmu
.
Dulu yang lebih ku rasa adalah penantianku pada bulan yang orang bilang itu bulan kemenangan setelah melewatimu
.
Dulu seringnya aku merasa bahwa kau terlalu lama menjumpaiku dan yang ku ingin segera bertemu dengan bulan kemenangan itu karna dulu semua ku miliki serba baru tapi tidak dengan “imanku”
.
Sekarang….
Nyatanya aku salah besar!
.
Entah bagaimana sekarang ku rasa kau datang begitu singkatnya,
Terlalu cepat menghiasi hariku yang sedang ku benahi ini.
Terlalu banyak yang masih ku lewatkan saat hadirmu,
Kini aku menyesal karna dulu seringnya mengabaikanmu
.
Betapa bodohnya aku yang dulu tak menghiasimu dengan beribu amalan yang dapat menjadikanku lebih baik.
Rasaku ingin menangisi segalanya,
Menangisi segala kebodohanku yang masih kurang menyambutmu dengan beribu kebaikan
.
Mungkin terlambat memang 😭
Entah kenapa aku belum rela jika besok adalah hari terakhirmu mengisi hariku
.
Benarkah besok kau kan pergi?
Bisakah aku kembali berjumpa denganmu “Ramadhan”?
Sudikah kau menjumpaiku tahun depan?
Jujur, Aku takut jika ini “Ramadhan” terakhirku,
Jika aku tau itu maka takkan aku lewatkan sedetikpun tanpa kebaikan
.
Namun,
Aku sendiri pun tak tau apakah memang ini perjumpaan kita yang terakhir 😭.
Dalam doaku selalu ku harap untuk bisa berjumpa denganmu lagi tahun depan, “Ramadhan”
.
Maafkan aku tahun ini yang kurang maksimal dalam menghiasi hariku dengan kebaikan ketika kedatanganmu
.
“Ramadhan” yang ku harap kau masih sudi menjumpaiku tahun depan supaya aku bisa berusaha membenahi diri lebih baik lagi dari yang “dulu”
.
📝 Pendosa yang masih fakir ilmu
Kontribusi oleh @mustika_can